Konferensi Nasional Sosiologi VIII (2019)

Le Polonia Hotel & Convention


Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Cincin Api atau Ring of Fire. Wilayah Cincin Api sebagian besar berada di cekungan Lautan Pasifik. Gempa bumi dan erupsi gunung api kerap terjadi di sini. Di cekungan ini juga ditemukan 452 gunung berapi (lebih dari 75% masih aktif dan sisanya masih tidur).

Implikasinya, Indonesia sangat rawan terhadap bencana seperti gempa bumi dan erupsi gunung api. Sepanjang tahun 2018, gempa bumi dan letusan gunung api sambung menyambung melanda Indonesia. Korban jiwa, materi, dan immaterial tak terhitung meninggalkan nestapa. Sayangnya, memori kolektif warga Indonesia belum memiliki pemahaman menghadapi bencana. Pemahaman itu semestinya mulai dari persiapan, resiliansi dan mitigasi bencana. Karena kendati bencana bisa diprediksi dengan berbagai simulasi dan perangkat sistem siaga dini, namun hari, jam, menit dan detik bencana datang tidak pernah bisa dipastikan.

Sejauh ini, kontribusi pemikiran tentang bencana alam lebih didominasi pendekatan geologi, vulkanologi, tata ruang, dan sebagainya. Pendekatan ini perlu dilengkapi dari pendekatan ilmu sosial, khususnya perspektif Sosiologi. Karena ketika peristiwa alam terjadi, Sosiolog akan bertanya "bagaimana manusia atau kelompok manusia memberikan tanggapan atas suatu kejadian bencana?"

Dalam perspektif sosiologis, bencana sering sekali dipahami berdasarkan persepsi manusia atau masyarakat, dan atas apa yang mereka rasakan terkait pengalaman emosional pada kejadian-kejadian yang dapat mengancam kelangsungan hidup mereka. Bencana merupakan salah satu bagian defenisi yang disusun dalam suatu konteks sosial budaya hidup masyarakat yang mengalami bencana.

Untuk menggali perspektif dan kontribusi Sosiologi, maka Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI), Prodi S-1 Sosiologi FISIP USU, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI), Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI) menyelenggarakan Konferensi Nasional Sosiologi ke-8 (KNS-VIII).

 

Pembicara (Keynote Speaker)

 

Invited Speaker


 

Struktur Organisasi KNS VIII

Steering Committee

  • Dr. Ida Ruwaida, M.Si (Ketua APSSI)
  • Dr. Jendrius, M.Si (Universitas Andalas)
  • Dr. Suharko (Universitas Gadjah Mada)
  • Dr. Ridho Taqwa (Universitas Sriwijaya)
  • Prof. Dr. Emy Susanti, MA (Universitas Airlangga)
  • Muhammad Najib Azca, S.Sos, MA, Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
  • Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum (Rektor Universitas Sumatera Utara)
  • Dr. Muryanto Amin, M.Si (Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara)

 

Organizing Committe

  • Penanggung Jawab : Dr. Harmona Daulay, M.Si (Kaprodi Sosiologi FISIP USU)
  • Ketua : Drs. Muba Simanihuruk, M.Si
  • Sekretaris : Drs. T. Ilham Saladin, MSP
  • Bendahara : Dra. Linda Elida, M.Si

 

Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Cincin Api atau Ring of Fire. Wilayah Cincin api sebagian besar berada di cekungan Lautan Pasifik. Gempa bumi dan erupsi gunung api kerap terjadi di sini. Di cekungan ini juga ditemukan 452 gunung berapi (lebih dari 75 % masih aktif dan sisanya masih tidur).

Implikasinya, Indonesia sangat rawan terhadap bencana seperti gempa bumi dan erupsi gunung api. Sepanjang tahun 2018, gempa bumi dan letusan gunung api sambung-menyambung melanda Indonesia. Korban jiwa, materi, dan immaterial tak terhitung meninggalkan nestapa. Sayangnya, memori kolektif warga Indonesia belum memiliki pemahaman menghadapi bencana. Pemahaman itu semestinya mulai dari persiapan, resiliansi dan mitigasi bencana. Karena kendati bencana bisa diprediksi dengan berbagai simulasi dan perangkat sistem siaga dini, namun hari, jam, menit dan detik bencana datang tidak pernah bisa dipastikan.

Sejauh ini, kontribusi pemikiran tentang bencana alam lebih didominasi pendekatan geologi, vulkonologi, tata ruang, dan sebagainya. Pendekatan ini perlu dilengkapi dari pendekatan ilmu sosial, khususnya perspektif Sosiologi. Karena ketika peristiwa alam terjadi, Sosiolog akan bertanya “bagaimana manusia atau kelompok manusia memberikan tanggapan atas suatu kejadian bencana?”

Dalam perspektif sosiologis, bencana sering sekali dipahami berdasarkan persepsi manusia atau masyarakat, dan atas apa yang mereka rasakan terkait pengalaman emosional pada kejadian-kejadian yang dapat mengancam kelangsungan hidup mereka. Bencana merupakan salah satu bagian definisi yang disusun dalam suatu konteks sosial budaya hidup masyarakat yang mengalami bencana.

Untuk menggali perspektif dan kontribusi Sosiologi, maka Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI), Prodi S-1 Sosiologi FISIP-USU, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI), Perkumpuan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI) menyelenggarakan Konferensi Nasional Sosiologi ke-8 (KNS-VIII).




Lembaga Mitra